Recents in Beach

Sejarah Musik Bali

Sejarah Singkat Lagu Bali

Lagu Bali sebenarnya sudah ada sejak manusia Bali ada. Demikian pendapat yang dapat kami tangkap dari penelusuran kami kepada beberapa sesepuh seniman Bali yang banyak mengikuti perkembangan lagu Bali. Pendapat ini sangat mendekati kebenaran mengingat music adalah sebuah bahasa yang sangat universal yang tentunya telah terlahir dari naluri manusia sejak terlahir ke alam mercapada ini.



Hal ini bisa dibuktikan walaupun hanya dengan kajian logika yang sangat sederhana. Seorang bapak yang sangat tidak mengerti tentang lagu ataupun musik biasanya akan memiliki naluri spontan untuk mengeluarkan tembang sederhana kala menidurkan bayinya atau seorang ibu akan bersenandung apa ada-nya untuk sekedar menghibur anaknya agar segera tenang menuju alam tidurnya.

Berangkat dari hal diatas dan karena minimnya dokumentasi para pendahulu kita dulu untuk membuat sebuah dokumentasi tentang lagu Bali yang dulu dihiasi dengan tembang-tembang yang mendekati kidung dan sarat dengan makna hingga berkembang dengan mengikuti tren pasar seperti sekarang dan mungkin nantinya akan berkembang lagi dimasa yang akan datang, akhirnya berkembanglah beberapa lagu "no-name" alias tidak ada penciptanya seperti Juru Pencar, Semut-Semut Api dan banyak lagi lagu lainnya yang sampai saat ini sangat susah untuk mengetahui siapa sebenarnya yang menciptakan lagu tersebut dan berawal dari daerah mana di Bali.

AWAL KEBANGKITAN LAGU BALI

Seiring dengan perjalanan waktu, Lagu Bali terus berkembang dengan grafik yang sangat tidak stabil karena terpengaruh oleh situasi negara yang tidak menentu yang sangat menyulitkan para seniman lagu Bali untuk membuat sebuah karya.

Setelah memasuki era kemerdekaan dan melalui masa-masa sulit revolusi bangsa, akhirnya pada dekade 60 an, di Bali khususnya Denpasar mulailah di perkenalkan sebuah single hits yang diciptakan oleh Bapak AA Wedasmara yang berjudul "Kaden Saja". Hits ini begitu lekatnya dihati masyarakat Bali saat itu hingga sekarang. Namun karena tidak dipublikasikan secara formal saat itu dalam bentuk publikasi kaset rekaman, promosi di media maupun hal lainnya, maka hits ini akhirnya berkembang begitu saja di masyarakat tanpa adanya suatu hal yang fenomenal. Hingga akhirnya di Bali lahirlah sebuah band dengan nama Band Putra Dewata dibawah pimpinan Alm. Bapak AA Made Cakra. Peristiwa ini menjadi sebuah cikal bakal kebangkitan lagu Bali hingga berkembang seperti sekarang.

Pada saat pertama Band Putra Dewata masuk dapur rekaman dibawah bendera Bali Stereo ( sekarang Bali record ), band Putra Dewata membuahkan sebuah hits kondang saat itu yaitu lagu Kusir Dokar ciptaan Alm. Bapak AA Made Cakra. Lagu ini menembus angka penjualan yang sangat fantastis. Pada masa itu disepanjang Jalan Gajah Mada - Denpas ar, orang berlomba - lomba untuk membeli kaset kusir dokar ini. Band Putra Dewata yang berhasil menelorkan album ini akhirnya kebanjiran permintaan pentas untuk membawakan lagu ini. Walaupun dengan segala keterbatasan transportasi pada saat itu Band Putra Dewata berhasil merambah daerah - daerah lainnya seperti Tabanan, Gianyar, Kelungkung, Karangasem, Petang dan daerah lainnya. Beranjak dari hal ini akhirnya berkembanglah band - band lainnya di Bali seperti Band Bapak Rai Susrama, Mulyono dan Orkestnya Pak Kaciran. Namun rata - rata mereka tidak memiliki hits yang populer seperti apa yang diperkenalkan oleh Band putra Dewata.

Band Putra Dewata yang terlahir dengan penuh kesederhanaan disegala bidang baik dalam peralatan latihan maupun peralatan rekaman yang jauh dari kategori manual recording ( jangankan digital recording ), pada masa ( 1975 - 1976 ) akhirnya mampu menelorkan sebuah karya maha besar dengan diperkenalkannya hits "Bungan Sandat" dari Album "Dagang Koran" yang merupakan lagu ciptaan Alm. Bapak AA Made Cakra. Konon kabarnya album ini betul-betul menjadi hits no 1 yang mampu mencapai angka penjualan puluhan ribu keping pada masa itu. Bahkan kaset yang belum ada sampulnyapun sudah ada yang membelinya.

Cover Album Dagang Koran

Bisa kita bayangkan betapa fantastisnya angka penjualan album ini pada saat itu. Masyarakat Bali yang sekian lama tertidur dan selalu tertekan dengan keadaan revolusi bangsa, tiba-tiba tersentak dengan kehadiran lagu Bungan Sandat yang sangat sarat dengan makna dan mampu membangkitkan semangat kebersamaan melalui lirik lagunya.

Hits ini begitu terkenalnya hingga melebihi ketenaran lagu-lagu sebelum dan sesudah hits ini dirilis. Bahkan sampai saat ini pun lagu ini seakan-akan menjadi ikon lagu Bali dan menjadi suatu acuan bagi masyarakat Bali dalam menjalani kehidupan. Pesan moral yang disampaikan inilah yang kemungkinan membuat lagu ini seakan-akan menjadi abadi dalam sanubari seluruh pencinta lagu Bali dan masyarakat Bali secara luas.

"Para Truna Truni .... Mangda saling asah asih asuh ....

menyama beraya, nto kukuhin rahayu kepanggih ...."


Sejarah Singkat Lagu Bali

Setelah mengalami pasang naik dengan grafik yang sangat tajam, akhirnya lagu Bali kembali mengalami masa penurunan yang terjadi secara pelan namun berujung pada kevakuman dalam perkembangan lagu Bali.

MASA KEVAKUMAN LAGU BALI

Bertahun-tahun setelah terjadinya booming pada hits Bungan Sandat, lagu Bali kembali pada titik vakum dimana karya-karya yang dilempar ke pasaran akhirnya kurang diminati oleh masyarakat dan tentunya berimbas pada semangat para pencipta lagu untuk membuat dan melempar karya cipta mereka kepasaran.

Orientasi pencinta lagu Bali yang begitu tergiring untuk menjadikan lagu Bungan Sandat sebagai tren saat itu membuat produksi lagu yang diperkenalkan beberapa tahun setelah itu akhirnya membuat pasar menjadi pasif dan kembali menunggu tentang kemunculan sebuah hits yang mampu untuk menyaingi ataupun sekedar untuk mengalihkan perhatian para pencinta lagu Bali untuk meminati lagu lainnya yang ada saat itu.

Kevakuman ini akhirnya berlanjut dalam waktu yang relatif lama, hingga lahirlah tren baru pada dekade 80 an ( 1983 - 1986 ) dimana lagu Bali mengalami perubahan dan penambahan dalam warna musiknya dan instrumen pendukung yang digunakan. Gebrakan yang dilakukan musisi Bali pada saat itu betul-betul direspon positif oleh masyarakat. Imaji masyarakat tentang lagu Bali yang cenderung sarat dengan nasehat dan berkesan formil akhirnya berbalik arah dan menerima perubahan yang terjadi. Pembelokan lirik lagu yang mulanya bersifat pesan nurani menjadi lirik lagu yang kocak dan penuh dengan bahasa komedi, menjadi formula aktif yang mampu membius masyarakat untuk menerima kenyataan tentang realita perkembangan lagu Bali saat itu. Sebutlah Nonok Sutarma dengan Sing Ade Ape De - nya atau Yong Sagita dengan Jaja Kak Ne-nya yang bertema komedi dan beberapa lagu lainnya yang merupakan serapan kejadian sehari-hari yang sering dialami masyarakat menjadi tren baru dalam musik Bali. Instrumen baru yang banyak melengkapi lagu-lagu Yong Sagita menjadi pemicu musisi lainnya untuk lebih banyak menghasilkan hasil karya terbaik mereka. Pada dekade ini banyak bermunculan nama-nama baru dalam blantika musik Bali seperti : Yan Bero, Alit Adiari, Sri Sumarningsih dan banyak lagi penyanyi Bali lainnya.

Pada saat itu radio sudah menjadi tren dikalangan masyarakat pencinta lagu Bali, sehingga hampir semua stasiun radio saat itu ikut mengumandangkan hits-hits lagu Bali yang ada saat itu. Hal inilah yang memicu penyebarluasan figur penyanyi Bali dan lagu mereka ke masyarakat perkotaan hingga ke pelosok pedesaan. Radio-radio saat itu masih menggunakan gelombang AM dan belum sama sekali menggunakan gelombang FM seperti sekarang. Namun hal tersebut bukanlah menjadi penghambat bagi kalangan masyarakat untuk dapat mengikuti tren lagu Bali yang ada saat itu.

Dengan berkembangnya tren lagu Bali yang baru yang dipenuhi dengan bahasa yang kocak bahkan di selingi dengan sedikit kata yang berorientasi porno dan musik yang jauh berkembang dari lagu-lagu Bali sebelumnya membuat pasar kembali menyerap dengan baik. Hits-hits yang ada kembali meledak dengan angka penjualan yang fantastis pula.

Perubahan - perubahan ini membuat penyanyi, musisi dan pencipta lagu kembali bergairah untuk mengembangkan hasil karya mereka. Mulailah dikembangkan lagi lagu-lagu Bali yang dilengkapi dengan instrumen-instrumen pelengkap lainnya seperti choir, piano, kempul dan lainnya. Warna musik Bali yang sebelumnya terasa sangat tradisional dan jauh dari kesan komersil telah bertambah dengan warna musik yang lebih banyak lagi serta mulai di poles dengan bahasa yang berbau kritik sosial yang membuat lagu Bali semakin diminati oleh semua kalangan, baik tua, muda maupun anaka-anak.

Namun, setelah mengalami masa kejayaan sampai awal dekade 90 an, lagu Bali kembali mengalami masa surut. Masyarakat yang semula penuh semangat untuk menikmati tren lagu Bali yang ada saat itu akhirnya mulai jenuh dengan warna musik yang ada. Hal ini kembali memicu terjadinya kevakuman dalam perkembangan lagu Bali pada era 90 an tersebut.


Sejarah Singkat Lagu Bali

Pasang surutnya perkembangan lagu Bali seakan-akan tergantung pada warna musik baru yang mampu dipadukan ke dalam tren lagu Bali yang telah ada.

MASUKNYA PENGARUH BARU DALAM LAGU BALI

Setelah melewati masa-masa keemasan dengan warna musik yang telah banyak mengalami perkembangan dari musik-musik sebelumnya, akhirnya lagu Bali harus kembali menerima kenyataan tentang penurunan anime masyarakat terhadap lagu Bali. Lagu Bali yang dulunya ramai diputar di radio-radio AM lama kelamaan mulai berkurang jumlah pemirsanya.

Beruntung hal tersebut terjadi tidak begitu lama karena pada dekade 90 an ( 1993 - 1996 ) masuk warna baru yang mempengaruhi warna musik Bali. Warna musik lagu Bali yang telah banyak mengalami perkembangan ternyata juga telah mengikuti pola perkembangan lagu Pop Nasional, sehingga kemudian muncullah hits-hits seperti Kidung Kasmaran ( Okid ), Kapu-Kapu ( Mang Gita ) dan banyak lagi lagu dan penyanyi lainnya yang meramaikan blantika musik Bali.

Musik Bali yang berkembang pada dekade ini juga banyak dipengaruhi oleh warna musik melayu ( baca : Malaysia ) karena kebetulan juga pada tahun-tahun tersebut banyak sekali lagu-lagu yang bercorak melayu yang masuk ke Bali. Ini pula yang mungkin mempengaruhi para musisi dan pencipta lagi mengembangkan hasil karya ciptaan mereka dengan memberikan sedikit sentuhan melayu dalam lagu merke.

Terlihat pula perkembangan lagu Bali pada dekade ini bergerak ke arah pembentukan satu genre yaitu Pop. Walaupun para musisi telah banyak memasukkan warna lain pada musik mereka namun hal tersebut tidaklah membuat suatu perubahan yang mencolok pada hits-hits yang ada saat itu. Tapi yang jelas, terobosan-terobosan baru pada arrangement musik dan penyusunan lirik yang semakin tertata semakin menguatkan posisi lagu Bali di kalangan masyarakat umum.

Perkembangan media pada tahun-tahun ini juga sedikit banyak telah memberikan kontribusi yang positif pada perkembangan lagu Bali. Radio-radio yang semula beroperasi di jalur AM telah meningkatkan status mereka menjadi Radio FM dengan kualitas penyiaran yang lebih meningkat. Ditambah lagi dengan adanya peningkatan daya beli masyarakat yang semakin meningkat, membuat lagu Bali semakin mendapat tempat di hati masyarakat. Sehingga tidaklah mengherankan jika lagu melankolis "Kidung Kasmaran" akhirnya betul-betul mendapat respon yang sangat positif dari pencinta lagu Bali.

Masuknya unsur melayu dalam lagu Bali membuat musisi-musisi Bali yang kreatif mencoba untuk memadukan unsur dan jenis musik yang lain ke dalam lagu Bali. Jimmy Sila'a sebagai salah satu arranger senior dalam blantika musik di Bali akhirnya berhasil memasukkan warna baru dalam lagu "Sesapi Putih" yang dinyanyikan oleh Widi Widiana. Unsur Mandarin sudah sangat kental dan berpengaruh dalam lagu ini.

Dirilisnya hit ini membuat masyarakat pencinta lagu pop Bali semakin menggandrungi lagu yang sudah menjadi warisan leluhur ini. Dan adalah suatu prestasi yang sangat patut dibanggakan karena lagu ini telah membangkitkan semangat nasionalisme kedaerahan bagi masyarakat Bali untuk lebih memilih lagu Bali sebagai lagu favorit mereka.

Kehadiran media Bali TV semakin memperkuat eksistensi lagu Bali ditengah masyarakat. Keinginan masyarakat untuk mengetahui sang penyanyi dalam lagu yang mereka sukai bukanlah cuma mimpi semata karena setelah dibukanya Bali TV yang menayangkan hampir 80% potensi lokal, masyarakat awam telah bisa melihat secara langsung atau mendengar suara sang idola melalui layar kaca di rumah masing - masing.

Hal inilah membuat lagu Bali berkembang melebihi dari perkembangan sebelumnya yang telah ada. Ratusan penyanyi lagu Bali bermunculan, puluhan bintangpun akhirnya tercipta. Sebutlah seperti Ari Kencana, Tut Asmara, Agung Wirasutha, Yan Se, Yan Srikandi dan masih banyak lagi bintang - bintang lainnya. Fenomena lain juga akhirnya muncul. Lagu Bali yang sebelumnya berawal dari aliran keroncong, pop dan mandarin akhirnya diperkenalkan pada sebuah genre baru yang mampu membuat sebuah tren baru dalam blantika musik Bali yaitu musik Rock. Adalah Lolot dengan sistem rekaman live di Pregina Studio yang pertama kali memperkenalkan genre baru ini.

Masyarakat Bali seakan - akan tersentak dengan kehadiran genre baru ini. Anak - anak muda di Bali begitu antusias menyambut kehadiran hits "Luh Sari" yang berminggu-minggu menempati posisi puncak di beberapa stasiun Radio FM di Bali. Sungguh, kehadiran hits tersebut merupakan suatu fenomena yang sangat aneh dan luar biasa.

Akhirnya berkembanglah lagu Bali seperti sekarang dengan masuknya kembali genre-genre baru seperti Rap yang dibawakan grup XXX atau Reggae yang dibawakan Diduk dan Joni n Double T.

Perkembangan lagu Bali yang sangat jauh berkembang membuat beberapa kalangan memberikan penilaian yang positif ataupun negatif tentang genre-genre baru ini. Namun, semuanya kembali berpulang pada nurani kita sendiri dan kita sendiri yang berhak untuk menentukan lagu apa dan aliran mana yang kita sukai.
Genre / Aliran Musik

Genre / Aliran Musik dalam lagu Bali ternyata tidaklah mudah untuk diklasifikasikan karena musisi Bali cenderung mengkombinasikan suatu genre dengan genre lainnya. Sebuah album rock yang diluncurkan oleh penyanyi Bali ternyata tidak semuanya juga mencerminkan lagu rock yang sesungguhnya, tetapi sudah merupakan suatu kombinasi musik antara pop, rock, reggae dan lainnya.

Berikut kami coba angkat genre - genre musik yang ada dalam tatanan lagu Bali saat ini :

1. Lagu Pop Bali

Biasanya lagu pop Bali ini memiliki ciri tersendiri seperti alur tembang yang masih mengikuti tembang - tembang traditional dan biasanya masih banyak dihiasi dengan instrumen traditional seperti : Gupek, Kempul, Seruling dan Gangsa.

2. Lagu Pop Bali Mandarin

Pop Bali Mandarin mulai diperkenalkan sejak dirilisnya hits Sesapi Putih yang dinyanyikan oleh Widi Widiana. Jimmy Sila'a selaku arranger begitu pas memasukkan dan mengkombinasikan irama mandarin pada lagu-lagu yang dibawakan Widi, sehingga hal ini mampu memberikan warna baru dalam blantika musik Bali.

3. Lagu Rock Bali

Semenjak kemunculan Lolot n Band, banyak terjadi perubahan tren musik dikalangan masyarakat Bali. Dengan idealisme Lolot yang mengangkat lagu rock sebagai salah satu genre yang patut diperhitungkan dalam dunia musik Bali, mampu menarik minat kawula muda untuk ikut menikmati lantunan lagu Bali yang selama ini belum pernah mereka dengar. Lolot dapat dikatakan sebagai pelopor lagu rock Bali karena semenjak kemunculan Band inilah lagu rock Bali akhirnya eksis ditengah masyarakat. Bahkan peluncuran lagu Luh Sari mendapat tanggapan yang sangat fantastis dari seluruh kalangan masyarakat dari anak - anak sampai orang tua. Dengan eksisnya aliran rock Bali ini memicu munculnya band-band anak muda yang beraliran sama, sehingga mengalami perkembangan yang sangat luar biasa dengan jumlah band yang tercatat dan telah merilis album hampir 50-an grup band di Bali.

4. Lagu Rap Bali

Dulu Rap mungkin merupakan sebuah genre musik yang tidak pernah diperhitungkan sama sekali dalam blantika musik Bali. Tetapi sejak adanya Gebrakan grup XXX dengan membawakan lagu rap bertajuk Sami Bagia, pencinta lagu Bali seakan-akan dibawa kesebuah suasana baru dalam dunia musik Bali. Dengan perpaduan musik modern dan tembang berbahasa Bali yang dimodifikasi dalam bentuk rap membuat Lagu Rap Bali menjadi sebuah aliran musik yang cepat mendapat dihati penggemarnya. Hal ini bisa dibuktikan dengan tingginya minat pencinta lagu Bali untuk menonton konser yang menghadirkan bintang tamu Grup XXX dan besarnya basis massa grup ini yang tersebar hampir diseluruh Bali.

5. Lagu Reggae Bali

Diduk mungkin merupakan penyanyi pertama yang memperkenalkan lagu Reggae berbahasa Bali kepada khalayak penggemar lagu Bali. Kombinasi musik reggae dengan tatanan lirik yang banyak mengandung kritik sosial, semakin mengangkat citra musik reggae Bali. Kehadiran grup reggae Joni n Double semakin membuat aliran musik ini eksis ditengah masyarakat.

6. Lagu Dangdut Bali

Eksistensi lagu dangdut di Bali sebenarnya sudah sejak dulu ada. Namun lagu dangdut yang berbahasa Bali baru diperkenalkan pada awal tahun 2005. Tembang dangdut yang sensual dan ditambah dengan penggarapan klip yang mampu memikat hati pemirsa musik Bali, akhirnya mampu melahirkan genre baru dalam musik Bali.


Perkembangan genre musik lagu Bali yang sangat kaya dengan warna musik modern dan penuh dengan kreatifitas para musisi tidaklah lepas dari peran masyarakat untuk membesarkan genre musik itu sendiri. Disini, evolusi suatu aliran musik sangatlah berperan. Genre musik yang dipenuhi dengan hal-hal baru yang awalnya susah diterima masyarakat, belum tentu akan tenggelam dimasa itu dan belum tentu juga akan langsung melambung. Semuanya kembali pada daya serap masyakarat pencinta lagu Bali untuk belajar menerima suatu aliran musik yang ada.

Posting Komentar

2 Komentar

  1. dmana tiang dapat download lagu-lagu lama ini blispt lagunya nonok

    BalasHapus
  2. mohon info ngih seperti lagu nonok "sing ada de" dan apung gantung
    suksmaa......

    BalasHapus