Recents in Beach

Seniman Bali

Seniman adalah orang yg mempunyai bakat seni dan berhasil menciptakan dan menggelarkan karya seni (pelukis, penyair, penyanyi, dsb) . Seniman Bali adalah orang Bali yang memiliki bakat seni dan sudah terkenal sejak dahulu kala dengan hasil karyanya sudah ke mancanegara.
Menurut Wikipedia Ensiklopedia Bebas Seniman adalah istilah subyektif yang merujuk kepada seseorang yang kreatif, atau inovatif, atau mahir dalam bidang seni. Penggunaan yang paling kerap adalah untuk menyebut orang-orang yang menciptakan karya seni, seperti lukisan, patung, seni peran, seni tari, sastra, film dan musik. Seniman menggunakan imajinasi dan bakatnya untuk menciptakan karya dengan nilai estetik. Ahli sejarah seni dan kritikus seni mendefinisikan seniman sebagai seseorang yang menghasilkan seni dalam batas-batas yang diakui.
Berikut Seniman Bali yang melegenda di Dunia



Gusti Nyoman Lempad was a Balinese artist that lived to approximately 116 years. It’s not know exactly when he was born, but it was around 1862 and he died in 1978.
The way he died is quite remarkable, it is well documented that he chose the day on which he was going to die months in advance and on that day he called his descendants together, asked them to bath and dress him, told them their inheritance, bade them farewell and then died. The day he chose was a holy day.
The following footage is from when Lawrence and Lorne Blair visited Lempad just prior to his death, and the subsequent burial ceremonies.

Silakan baca selengkapnya di
http://www.baliwaves.com/2009/06/i-gusti-nyoman-lempad/

Anak Agung Gede Raka Payadnya
Drama Gong diciptakan sekitar tahun 1966 oleh Anak Agung Gede Raka Payadnya dari desa Abianbase (Gianyar). Diakui oleh penciptanya bahwa Drama Gong yang diciptakan dengan memadukan unsur-unsur drama tari tradisional Bali seperti Sendratari, Arja, Prembon dan Sandiwara dimaksudkan sebagai sebuah prembon (seni campuran) modern.

 I Gusti Ngurah Serama Semadi
Wayang Babad adalah wayang kulit kreasi baru Bali yang paling muda dan oleh sebab itu masih mencari-cari identitas diri. Walaupun struktur pertunjukan bentuk-bentuk wayangnya dan dialognya masih tetap mengacu kepada pola wayang tradisional Bali, kecuali figur- figur bondresnya, lakon yang dibawakan adalah cerita sejarah Bali atau Babad, sumber lakon dari dramatari Topeng Bali.
Wayang ini pertama kali diciptakan dan dipentaskan pada tahun 1988 oleh I Gusti Ngurah Serama Semadi sebagai tugas akhir dalam menyelesaikan program Seniman pada jurusan Pedalangan STSI Denpasar. Konon penciptaan Wayang Babad ini mendapat inspirasi dari pagelaran Wayang Topeng oleh dalang I Made Sidja dari desa Bona. Tahun 1995 I Ketut Agus Supartha, mementaskan wayang sejenis dengan penafsiran, penataan dan pengembangan pementasan yang lebih kaya. Sementara lakon yang dibawakan masih bersumber pada cerita Babad, dalang Ketut Partha tampil dengan gamelan Semar Pagulingan yang berlaras pelog. Pada tahun 1966, Ketut Ciptadi juga menampilkan Wayang Babad sebagai tugas akhirnya dalam menyelesaikan program Sarjana (S1) pada jurusan Pedalangan di STSI Denpasar. Jumlah pemain Wayang Babad hampir sama dengan wayang Tantri, 17 (tujuhbelas) orang, yaitu:
  • 1 orang dalang
  • 2 orang pembantu dalang
  • 14 (empat belas) orang penabuh gamelan Semar Pagulingan yang sudah dimodifikasikan untuk pementasan wayang kulit, tanpa trompong dan pengurangan instrumen lain.
Munculnya Wayang Babad, di samping memperkaya dan menyemarakkan seni perwayangan Bali, juga membawa inovasi penting terutama dalam lakon. Dengan Wayang Babad masyarakat Bali dapat menyaksikan kisah perjalanan para leluhur melalui pertunjukan wayang.

I Wayan Wija
Wayang Tantri adalah wayang kreasi baru. Walaupun struktur pertunjukan, bentuk-bentuk wayangnya dan dialognya masih tetap mengacu kepada wayang tradisional Bali (kecuali figur-figur binatangnya).
Lakon yang dibawakan adalah cerita Ni Diah Tantri dan cerita-cerita mengenai kehidupan binatang lainnya. Wayang ini pertama kali diciptakan pada tahun 1981 oleh I Made Persib, mahasiswa jurusan Seni Pedalangan pada Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) Denpasar, sebagai sebuah garapan pakeliran baru untuk ditampilkan pada Festival Seni Institut Kesenian Indonesia (IKI) di Bandung.
Waktu itu Made Persib memilik lakon "Pedanda Baka" atau "Cangak Maketu". Dua tahun kemudian, dengan penafsiran dan penggarapan yang lebih kaya, didukung ketrampilan teknik yang lebih matang, dalang kondang I Wayan Wija dari Banjar Babakan Sukawati mementaskan Wayang Tantri versi baru yang diiringi dengan gamelan batel Semar Pagulingan yang berlaras pelog. Jumlah pemain Wayang Tantri hampir sama dengan Wayang Ramayana.
Selain seorang dalang dengan dua orang pembantunya, dalam rombongan Wayang Tantri ini juga ada sekitar 13 orang penabuh gamelan yang memainkan 4 gender rambat, 2 kendang, 1 kajar, 1 klenang, 1 kempur dan kemong, 1 cengceng dan beberapa buah suling. Munculnya wayang Tantri ini tentu saja semakin memperkaya dan menyemarakkan seni pewayangan Bali. Namun yang lebih penting untuk dicatat adalah bahwa wayang Tantri membawa inovasi penting terutama dalam seni musik wayang yang selama ini didominir oleh musik - musik berlaras slendro. Juga cukup menonjol adalah penampilan figur-figur binatang dengan gerak-geriknya yang mendekati kenyataan.


Posting Komentar

0 Komentar